Makalah
Softskill
Disusun
oleh:
Maria
jenny kristanti
14611291
2SA01
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012/2013
Kata pengantar
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Depok,
23 november 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Proses sosial yaitu dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau
perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil
tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap
tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna
tertentu
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan
ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan
contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial
memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder.
Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya
A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung.
Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini
termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi
sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis
yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah
interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang
tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah.
Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang
mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan
kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang
didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati
adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu
korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan
komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial
dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif
Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi
(kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun,
harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan
nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial
yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh
Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi
seorang pengemis dengan cara membentak.
1.2 Rumusan
masalah
Berpijak
dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :
- Seperti apakah proses sosial di masyarakat?
- Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
- Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?
1.1 Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat
Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh
interaksi sosial bagi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Proses Sosial
dan Interaksi
Sosial
2.1. Proses
Sosial
A.
Pengertian Proses Sosial
Proses atau
aksi berarti pembuatan atau
sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan
manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak
disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi,
tindakan sosial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920) seorang
ahli sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu
atau perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada
hasil tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya
setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna
tertentu.
Jadi
tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut
dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan
indiidu-individu memiliki keunikan atau ciri tersendiri.
B. Ciri-cici
Proses Sosial
Bentuk tolak
dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka
terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
- Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
- Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
- Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
- Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.
- Tindakan itu memperhatikan tindakan individu lain dan terarah pada orang atau individu yang dituju.
C. Faktor Pendorong
Melakukan Tindakan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa
hidup tanpa manusia lain, sbab secara biologis manusia adalah makhluk yang
palin lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia
mempunyai
dua hasyat atau keinginan pokok, yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk
menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan
untuk menjadi satu dengan lingkungan alam di skitarnya.
Untuk
memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran,
perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam
menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan
secara sendiri-sendiri atau perorangan, manusia menghimpun diri dan
mengelompokan dirinya dengan manusia lain yang kemudian disebut masyarakat.
D.
Bentuk-bentuk Tindakan Sosial
Pada
dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri
dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai
berikut:
- Tindakan lahiriah adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
- Tindaka batiniah adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam
kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah
yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
- prasangka (prejudice), adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
- sikap sosial (social attitude), adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
- pendapat umum (publik opinion), adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.
- propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu.
Pada
dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipetindakan berdasarkan
tingkat kemudahan untuk dipahami sebagai berikut:
- Rasionalitas instrumental. Merupakan tindakan sosial murni, dimana tindakan tersebut dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional).
2. Rasionalitas
berorientasi nilai. Tindakan itu dilakukan dengan
memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu
dipetimbangkan yang penting tindakan terbut baik dan benar menuut penilaian
masyarakat.
3. Tindakan
afektif. Tindakan ini
dilakukan dengan dibuat-buat yang didasari oleh perasaan atau emosi dan
kepura-puraan seseorang.
4. Tindakan
tradisional. Tindakan
ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa
lalunya atau yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu, tanpa pehitungan secara
matang, dan sama sekali tidak rasional.
E. Bentuk
Tindakan Sosial
1.Tindakan
Sosial
Tidak semua
tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda
yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX WEBER
, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi
individu- individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan
menjadi 4 macam yaitu :
1.
Tindakan Rasional Instrumental . adalah tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh : Bekerja
Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
1. Tindakan
Rasional Berorientasi nilai . adalah tindakan-tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam
masyarakat. Contoh : Tindakan-tindakan
yang bersifat Religion/magis .
2. Tindakan
Tradisional ; adalah tindakan yang
tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contoh : Berbagai macam
upacara tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
3. Tindakan
Ofektif : adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan perasaan emosi
2.2.
Interaksi Sosial
Interaksi
sosial dapat
diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol
diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya
Proses
Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap
namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut
disebut juga dengan interpretative process
Interaksi
sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya
hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian
tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels
menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya
komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua,
yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang
dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras.
Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan
berbusana, dan wacana.
Interaksi
sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas.
Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak,
yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan
mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi
waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan
oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang
sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan
masyarakat.
Interaksi
Sosial adalah
suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,
antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus
Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan
timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan
individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan
kelompok.
Gillin mengartikan
bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut
hubungan antarandividu , individu dan kelompok antara antar kelompok. Menurut Charles
P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
- jumlah pelakunya dua orang atau lebih
- adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
- adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
- adanya tujuan yang hendak dicapai.
Syarat
terjadinya interaksi adalah :
1.Adanya
kontak sosial
Kata kontak
dalam bahasa inggrisnya contact, dari
bahasa lain con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh . Jadi
kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui
interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak
dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak
social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
- Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2.
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima
unsure pokok dalam komunikasi yaitu
- Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
- Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
- Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
- Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
- Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
Ada tiga
tahapan penting dalam komunikasi:
- Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
- Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
- Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Ada beberapa
factor yang mendorong terjadinya
interaksi social ;
Interaksi
sosial terbentuk oleh factor factor
berikut ini :
- Tindakan Sosial
- Kontak SosiaL
- Komunikasi Sosial
Tidak semua
tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda
yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX WEBER,
tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu
lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam
yaitu :
Tindakan
Rasional Instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan
nafkah yang cukup.
Tindakan
Rasional Berorientasi nilai merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :tindakan-tindakan yang bersifat
Religi-magis
Tindakan
Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional .
Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan
kebudayaan leluhur .
Tindakan
Ofektif : Tindakan Tindakan yang
dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi.
Dalam
kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
Kontak
Sosial yang dilakukan menurut cara pihak
pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
Kontak Tidak
Langsung : Pihak
komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara
pihak ketiga .
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Ada 2 macam
kontak sosial .
1. Kontak
Primer
2. Kontak
Sekunder
3.
Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi
disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan . Tidak
selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila
proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan
yang disampaikan tidak jelas , berbelit- belit , bahkan mungkin sama sekali
tidak dapat dipahami .
- Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
- Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Biasanya
sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
- orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
- Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
- Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
- Reklame atau iklan media masa.
- Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
- Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
- Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
Sumber
informasi yang mendasari interaksi
- warna kulit
- usia
- jenis kelamin
- penampilan fisik
- bentuk tubuh
- pakaian
- wacana
2.3.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana
terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok
manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.
Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang
berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta
tujuan-tujuan kelompok
Bentuk
interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses
sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan.
Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk
tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan
tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan
untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki
(experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi
membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan
(stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan
interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui
pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk
menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial.
Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi
sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi
sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam
interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut
disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut
dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut
disebut dengan outsider.
Erving
Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha
individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression
untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas
expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk
pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang
memperoleh kesan dalam interaksi.
Bentuk-bentuk
interaksi yang mendorong terjadinya lembaga, kelompok dan organisasi sosial .
1. Bentuk
Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .
A. Interaksi
antara individu dan individu.
Individu
yang satu memberikan pengaruh, rangsangan\Stimulus kepada individu lainnya.
Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur,
bercakap-cakap mungkin bertengkar.
B.Interaksi
antara individu dengan kelompok
Bentuk
interaksi antara individu dengan kelompok Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato
didepan orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu
berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi
antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk
interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok
lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain
.
2.Bentuk
Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya.
Bentuk-bentuk
interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan
(competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian
(conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian,
namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas
sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi
sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan
kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian
untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan
Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua
macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
- Proses-proses yang Asosiatif
- Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau
beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang
dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus
ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan
diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan
bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana
dengan baik.
Kerja sama
timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya)
dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan
bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi
Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley kerjasama timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan
pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap
diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna
Dalam
teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan
lagi dengan :
- Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
- Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
- Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
- Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk
kerjasama :
- Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
- Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
- Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
- Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
- Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
- Akomodasi (Accomodation)
Istilah
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk
menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha
manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut
Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses
dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan
Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
- Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
- Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
- Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
- mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
- Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
- Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
- Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
- Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
- Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
- Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
- Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi
(Assimilation)
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Proses
Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan saling menyesuaikan diri
Beberapa
bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi
yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial
tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain
tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami
halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut
bersifat langsung dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap,
serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan
tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering
dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
Toleransi
kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation) adanya musuh
bersama dari luar
Faktor umum
penghalangan terjadinya asimilasi:
Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan
mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali
menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan
yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-Group-Feeling
yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti
adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Gangguan
dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas
lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan
kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi
menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat
istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan
akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial
kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
2. Proses
Disosiatif
Proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis
halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun
bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang
atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi
tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for
existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi
proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1.
Persaingan (Competition)
Persaingan
atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat
Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini
dinamakan rivalry.
Bersifat
Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing
untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk
persaingan :
Persaingan
ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan
kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan
kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok
terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan
serta peranan terpandang.
Persaingan
ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn
ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan
dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
Sebagai
jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
Sebagai alat
untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk
mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
Sebagai alat
menyaring para warga golongan karya (fungsional)
2.Kontraversi
(Contravetion)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti
penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana seperti
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan
pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis,
mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain
adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi,
intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1.
Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah
mengalami perubahan yang sangat cepat
2.
Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3.
Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst
BAB III
PENUTUPAN
3.1. KesimpulanProses sosial yaitu dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna tertentu
Interaksi sosial yaitu sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak..
3.2. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar